Foto. Ka. Rutan Kelas IIB Bener Meriah, Baharuddin, saat wawancara bersama awak media pasca musibah bencana alam angin puting beliung melanda Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah. (Dok. Foto : Redaksi).
Lintas Berita Rakyat | Bener Meriah – Rutan (Rumah Tahanan) Kelas IIB Bener Meriah, pada Jum’at (17/11/23), terimbas langsung bencana puting beliung yang melanda kawasan Kampung Wono Sobo dan Wih Pesam, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, sekira pukul 04.00 sore waktu setempat. Mengakibatkan sedikitnya 4 bangunan ruang tahanan mengalami kerusakan parah pada bagian atap yang berkontruksi rangka baja akibat diterbangkan angin puting beliung, beberapa ruang gedung lain pada atapnya di Rutan itu juga terlihat mengalami rusak sedang dan ringan.
Berita Lain.. Angin Puting Beliung Rusak Puluhan Rumah di Bener Meriah
Selain merusak dan menerbangkan atap seng berikut rangka baja di 4 ruang tahanan yang terdiri dari 3 kamar tahanan (Kamar 27, 28, 29, -Red) dan satu kamar mandi, puting beliung juga merobohkan 2 dari 4 unit kandang ternak merpati dalam Rutan yang memiliki fasilitas perbengkelan warga binaan di komplek tersebut. Kepala Rutan, Baharuddin kepada media mengatakan ada sekitar 23 atap bangunan di Rutan terimbas, sementara untuk tahanan di 3 ruang berjumlah 23 orang dari 4 bangunan yang mengalami kerusakan parah telah dipindahkan ke ruang tahanan lain di Rutan dan semua dalam keadaan aman.
“Alhamdulillah mereka semua dalam keadaan aman, karena untuk 4 ruang terdampak hanya seng nya saja yang diterbangkan angin, untuk plafon nya itu terbuat dari beton. Karena atap seng sudah tidak ada lagi dan khawatir plafon mengalami kebocoran, kita sudah evakuasi para tahanan,” kata Bahar.
Musibah ini telah diketahui pihak pusat dan diintruksikan agar segera mengajukan usulan anggaran untuk perbaikan bangunan terimbas bencana. Selain itu pada hari tersebut, keamanan Rutan telah dilakukan peningkatan pengamanan yang di back up aparat TNI – Polri di Kabupaten Bener Meriah, terangnya pada lbr.co.id, Sabtu (18/11/23).
Sebagai salah satu role model Rutan di wilayah tengah Provinsi Aceh, memiliki pembinaan usaha terhadap warga binaan sebanyak 256 orang yang diberdayakan melalui bengkel dan usaha berternak ayam merah (Rhode Island) petelur melalui pembiayaan Koperasi Rutan. Baharuddin mengatakan pasca bencana puting beliung, kapasitas ruang Rutan tidak terganggu dengan adanya pemindahan tahanan. Sementara untuk ternak ayam petelur pada hari kedua pasca musibah, kata Bahar masih bisa berproduksi lancar.
Ayam berjumlah 350 ekor yang diternak dalam komplek Rutan tidak mengalami gangguan, sehingga mampu mencapai target panen berkisar Rp. 500.000,- per hari. Dimana telur hasil panen ini mampu menutupi kebutuhan Rutan dan selanjutnya program ini akan terus dikembangkan, agar warga binaan yang telah usai jalani masa hukuman dengan pengalaman berternak nantinya dapat bekerja mandiri saat kembali ke masyarakat.
Namun dalam pengembangan ternak ayam petelur ini, walau iklim dan sistem perawatan tidak mengalami kendala di wilayah Kabupaten Bener Meriah yang bersuhu dingin, Baharuddin mengatakan masalah terbesarnya adalah keterbatasan modal usaha. Karena selama ini untuk modal awal tahap pertama beternak 150 ekor ayam, diambil melalui Koperasi Rutan. Untuk itu Ka. Rutan membuka ruang bagi investor menanamkan modal di Rutan Kelas IIB Bener Meriah.
“Kita terkendala terhadap modal dalam pengembangan usaha, modal awal tahap pertama beternak 150 ekor ayam, diambil melalui Koperasi Rutan dan hasil penjualan telur lewat koperasi dijadikan modal tambahan bibit ayam. Selanjutnya kita akan terus mengembangkan usaha ini untuk peningkatan keterampilan warga binaan, jika ada pihak lain mau menanamkan modal kita terima. Pekerjanya sudah ada, lahan juga memadai,” tuturnya.
Lebih jauh Ka. Rutan berharap agar pihak terkait dari pemerintahan maupun swasta dapat mempertimbangkan kebutuhan warga binaan, karena secara umum usai jalani masa hukuman di Rutan, saat kembali ke masyarakat tentu warga binaan akan mengalami kendala modal usaha. Sehingga dengan adanya kerjasama berkesinambungan antara pemodal dan pekerja dari warga binaan yang dibina oleh pegawai di Rutan, sistem kerja dapat terus berlanjut di luar Rutan.
Hingga saat ini Rutan Kelas IIB Bener Meriah, dikatakan nya telah banyak melakukan inovasi kewirausahaan bagi warga binaan, selain bengkel dan berternak ayam, pihaknya sedang melakukan legalitas izin usaha untuk produksi sabun secara komersil. (Redaksi)
Eksplorasi konten lain dari LINTAS BERITA RAKYAT
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.